Selasa, 20 Agustus 2013

"Saya Mau Jadi Artis, Ayah"

Ini hari yang spesial bagi anakku, Syifa. Pagi ini, Senin,12 Agustus, ia mulai masuk Sekolah Dasar (SD). Ia bersekolah di SDN Takkalasi, Barru. Itu sekolah yang paling dekat jaraknya dari rumah kami. Syifa masuk SD setelah melewatkan tiga tahun di taman kanak-kanak.

Persiapan untuk sekolah sudah dilakukan Syifa dan ibunya sejak sebulan lalu. Dari baju, rok, sepatu, tas, buku, hingga pensil semua sudah ada. Bahkan, untuk uang jajan, rencana tentang jumlahnya sudah dibahas hampir setahun lalu.

Namanya anak-anak dan karena ini hari pertama sekolah, pagi ini, Syifa susah bangun. Itu memang kebiasaan lamanya sejak masih TK. Karena kami tidur bersama, saya yang dapat giliran pertama membangunkannya. Usaha saya gagal. Syifa sama sekali tak membuka mata. Lalu ibunya turun tangan. Meski sudah diselingi teriakan, Syifa tetap tak memperlihatkan tanda akan bangun. Malah, ia memperbaiki posisi tidurnya. Bantal guling ia peluk lebih erat. Saat itu hampir pukul enam atau sejam ke depan upacara bendera dimulai.

Syifa baru bisa kami bangunkan setelah Rara, si sulung turun tangan. "Bangun Syifa! Nanti kita dimarahi guru kalau terlambat." Teriakan Rara, pelukan saya dan rayuan ibunya akhirnya membangunkan Syifa.

Lalu, tiga jam kemudian, "Assalamualaikum!" Syifa sudah pulang sekolah dan setelah berganti pakaian ia mulai bercerita.

"Tadi baru memperkenalkan diri setelah upacara. Kita sebut nama, lalu nama ayah dan ibu. Ada tiga yang nama ayahnya Amiruddin," kata Syifa polos. Mungkin maksudnya, nama ayahnya ternyata pasaran.

Syifa ditempatkan di kelas 1 A. Tidak jelas alasannya. Syifa hanya bilang bahwa sebelum pembagian kelas, ia bersama murid baru lainnya dites membaca.

"Saya dapat tes A tambah K tambah U. Saya tidak tahu bacanya, Ayah. Yang saya tahu hanya K tambah U sama dengan 'ku'. Tapi
Adya K malah dia bilang R," beber Syifa. Adya itu sepupu Syifa. Sebelumnya mereka juga TK bersama.

Syifa dengan bangga bercerita bahwa hanya dirinya yang tidak diantar orangtuanya ke sekolah.
Ia cuma ditemani kakaknya, Rara yang juga bersekolah di SDN Takkalasi. Tahun ini, Rara sudah kelas V.

"Saya duduk sama Wulan. Guru saya namanya Ibu Darna," beber Syifa makin bersemangat.

Tak sekadar pengalaman upacara pertamanya dan perkenalan, di hari pertama sekolah, Syifa juga ke kantin. Uang Rp3000 yang dibawanya habis. Ia mengaku belanja Rp2000. "Kakak minta Rp1000," katanya tanpa memberi penjelasan.

Tentang perasaannya masuk SD, Syifa mengaku sangat gembira. "Saya senang, Ayah."

Lalu apa sebenarnya cita-cita Syifa setelah memulai pendidikan di SD? Iseng saya coba tanyakan hal tersebut. Syifa dengan santainya menjawab, "Saya mau jadi artis, Ayah. Mau jadi penyanyi." Setelah itu Syifa pergi bermain meninggalkan saya yang sedikit kaget. (*)

Barru, 12 Agustus 2013
(Ayo sekolah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan kritikan Anda di blog dan tulisan saya