Selasa, 20 Agustus 2013

Tuhan, Tahun Depan Saya Ingin Salat Ied

Ini pagi pertama bulan Syawal. Pagi yang indah.
Rasanya nyaman dan tenang sekali pagi ini.
Suara bising dari knalpot kendaraan sama sekali tak terdengar. Yang ada hanya gema takbir dari masjid. Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar….. Laa - ilaaha - illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil - hamd.
Istriku, Eka dan dua putriku, Rara dan Syifa sudah mandi. Mereka cantik sekali pagi ini. Sedangkan, si bungsu, Arung Mario, dia masih terlelap. Suara orang-orang yang datang menggelar sajadah di jalanan depan masjid di samping rumah kami sudah mulai terdengar. Dan, beberapa menit berikutnya, salat ied-pun dimulai.
Tapi sayang, saya tidak ada di jejeran saf salat itu. Tahun ini belum juga bisa salat ied. Seperti tahun lalu, kali ini hanya bisa berdiam diri di kamar.
Rasanya sangat sedih melewatkan momen ini. Sangat ingin rasanya berbaur dengan kerabat, tetangga dan warga lain. Menyatukan rasa senang bahwa kami sudah berhasil melewati bulan penuh rahmat dan ampunan. Atau setidaknya memastikan bahwa kami masih hidup, masih sehat dan masih mampu berjalan ke masjid.
Ya, namun inilah takdir. Tiada kekuatan manusia yang bisa melawan kehendak Allah swt. Jika DIA menginginkanmu melakukan introspeksi diri dengan sakitmu, maka itulah takdirmu. Begitu juga saya. Sejak 10 Mei 2012 silam, Tuhan punya rencana lain untuk saya dan keluarga. Lalu, sebagai manusia, saya hanya bisa berdoa dan terus berusaha untuk sembuh sambil berharap bahwa Tuhan mendengarkan keinginan saya untuk kembali salat Ied lagi tahun depan.
Barru, 8 Agustus 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan kritikan Anda di blog dan tulisan saya