Rabu, 28 Januari 2009

Menulis deskriptif

Deskripsi adalah satu teknik menulis menggunakan detail dengan tujuan membuat pembaca seakan-akan berada di tempat kejadian, ikut merasakan, mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu peristiwa atau adegan. Menulis deskripsi bisa membuat karakter yang digambarkan lebih hidup gambarannya di benak pembaca.

Prinsip. Ada tiga prinsip dalam menulis deskriptif:
1.Dalam penulisan deskripsi ada satu clear dominant impression (kesan dominan yang jelas). Misalnya kalau kita ingin menjelaskan mengenai seekor anjing, penting kita memilih dan memberi tahu pembaca apakah anjing itu mengancam atau binatang yang jinak menyenangkan. Kita harus memilih satu kesan dominan itu, tidak bisa dua-duanya. Kesan dominan ini akan memandu kita memilih detail dan ketika disusun dalam
kalimat akan menjadi jernih bagi pembaca.
2. Penulisan deskrispi bisa obyektif atau subyektif, memberikan penulis pilihan kata, warna kata, dan suasana yang cukup luas. Misalnya, deskripsi obyektif seekor penyu akan menyebutkan fakta tinggi, berat, warna, dan lainnya. Deskripsi subyektif
tetap membutuhkan rincian obyektif itu tetapi juga menekankan perasaan penulis terhadap penyu itu, dan juga kebiasaan dan personalitinya, seperti penyu tidak bisa bersuara, selalu berada di air (laut), tidak bisa melawan ketika di daratan, kondisi kesakitan.
3. Tujuan dari penulisan deskripsi adalah melibatkan pembaca sehingga ia bisa membayangkan sesuatu yang kita deskripsikan. Karena itu penting menggunakan detail yang spesifik dan konkret.

Aturan:
1) Penulisan deskripsi bergantung pada detail konkret yang ditangkap oleh panca indra. Ingat kita memiliki lima panca indra.
2) Penulis harus hati-hati memilih detail untuk mendukung kesan utama yang dipilih. Atau dengan kata lain, penulis memiliki wewenang untuk menyingkirkan detail yang tidak sesuai dengan kesan utama.
3) Deskripsi sangat sering bergantung pada emosi yang ingin ditunjukkan. Karena itu kata kerja, kata keterangan kata kerja, dan kata sifat lebih bisa digunakan menunjukkan emosi dibandingkan kata benda.
4) Kecuali deskripsi yang obyektif, kita harus yakin kesan utama yang dipilih itu membuat pembaca percaya (suatu kondisi mental yang komplek menyangkut keyakinan, rasa, nilai, dan emosi)

Strategi
1. Pertama coba sampaikan semua detail; kemudian kesan utama dibangun dengan detail ini.
2. Pastikan detail Anda konsisten dengan kesan utama. Untuk memudahkan catat lima panca indra dalam selembar kertas, apa yang tersensor.
3. Coba membawa pembaca berdasarkan urutan kronologis ruang dan waktu. Misalnya, menjelaskan urut-urutan perjalanan kereta dari satu tempat ke tempat lain atau menjelaskan aliran sungai dari mata air sampai ke rumah tangga.
4. Gunakan pendekatan dulu-sekarang-nanti untuk menunjukkan proses perubahan atau perbaikan. Misalnya keadaan lahan sebelum dibangun dan keadaan setelah dibangun.
5. Pilih emosi dan coba deskripsikan. Mungkin lebih sulit untuk memulainya tetapi akan berarti ketika sudah jadi.

(Disusun oleh Harry Surjadi)