Rabu, 17 Juli 2013

Setubal 2028

Aku akan mencarimu di Jalan Jose Mourinho, Kota Setubal, Portugal, 26 Januari 2028. Panjang umurlah.


***

Tiba-tiba saja membaca kisahmu dengan Abel Rodriguez, tukang sapu asal Los Angeles yang kau bahagiakan. Pria kelahiran Meksiko itu sangat beruntung.
Ratusan juta pasang mata selalu menunggu El Clasico di TV. Ya, hanya di TV saja. Dan Abel, ia langsung ada di Santiago Bernabeu. Berkat kau, Abel menonton langsung duel klasik itu.
Abel semakin bahagia ketika dia kembali berada di Old Trafford untuk menyaksikan langsung babak 16 besar Liga Champions antara Real Madrid dan Manchester United. 5 Maret 2013, itu hari istimewa. Sangat istimewa untuk seorang pencinta bola dan fans yang juga bisa mendapatkan jersey Chicharito, Mesut Oezil, Kaka, dan Michael Essien.

Lalu cerita untuk anak cucu Abel kelak, makin sempurna setelah bertemu Sir Alex Ferguson, Cristiano Ronaldo, dan Diego Maradona.

Aku cemburu pada, Abel. Dia telah diperlakukan spesial oleh seorang yang juga sangat spesial.

Seperti halnya Abel, aku juga punya mimpi. Minggu, 3 Juni 2013, pukul 11.50 Wita, di atas kursi roda, usai membaca kisah Abel, tiba-tiba aku juga ingin ketemu kau, tuan Mou.

2028, aku akan ke Jalan Jose Mourinho. Jalan itu penghormatan dari Dewan Kota Setubal, kota kelahiranmu. Mereka menghormatimu seperti aku mengidolakanmu lewat nama anak bungsuku, Arung Mario. (baca: http://m.facebook.com/note.php?note_id=464889092424&refid=21)

Arung sepemahamanku sebagai seorang Bugis adalah pemimpin, raja atau tauladan. Kelak, aku ingin anak ketigaku ini punya jiwa kepemimpinan dan menjadi tauladan seperti kau. Itu doaku. Siapa tahu saja kelak ia akan menjadi pemain sepak bola atau kapten Timnas Indonesia di Piala Dunia.

Sedangkan Mario itu dari nama lengkapmu, Jose Mario dos Santos Felix Mourinho. Selain itu, dalam bahasa Bugis, suku kami, kata Mario memang juga ada. Artinya gembira atau senang. Suatu kebetulan yang pas ketika kau juga menamai anakmu Jose Mario jr.

Aku pilih Mario karena kagum padamu. Terlepas dari semua kontroversi, aku mengidolakanmu. Kau idola pertamaku.

Aku senang gayamu melatih. Ekspresimu di pinggir lapangan, intelejensimu sebagai seorang pelatih dan pribadimu yang teguh dan selalu punya impian yang besar. Kau punya karakter dan aku yakin tak salah mengidolakanmu.

Kau pelatih terbaik. Setidaknya penilaianku sama dengan Wesley Sneijder, mantan pemain Inter Milan dan Timnas Belanda.

"Kami mengalahkan mereka semua dengan taktiknya dan aku ingin mengatakan kepadanya bahwa dia adalah pelatih terbaik di dunia." Begitu kata Sneijder usai kalian memenangi Liga Champion 2010. Aku sepakat itu.

Kalau fans FC Porto menganggapmu sebagai manusia setengah dewa, maka sejak semifinal Liga Champions 2013, aku sudah menggelarimu dewa sepak bola (baca: http://m.facebook.com/note.php?note_id=10151641586027425&refid=21)

Kelak, aku berharap Arung Mario bisa mengikuti sukses dan kepribadianmu, meski hanya secuil. Aku juga harus tahu diri.
Semoga dia kelak adalah sosok The Special One. Makanya, di perjumpaan kita di ulangtahunmu yang ke-65, pada 26 Januari 2028 aku akan membawanya. Kami akan sama-sama menemuimu.

Saat itu Arung Mario sudah 17 tahun dan aku yakin dia sudah cukup siap menemuimu. Lalu kalau kau tertarik dengan skill bermain bolanya, latihlah dia untukku. Karena aku selalu yakin kau masih pencetak para bintang seperti halnya kau memunculkan Didier Drogba dan sederet bintang lain.
"Dia pergi ke Prancis untuk mengontrak saya dan mengatakan kepada saya bahwa saya akan seperti Samuel Eto'o atau Thierry Henry. Jujur, saya mencapai segalanya dengan dia. Ketika dia mengucapkan selamat tinggal, itu seperti sesuatu yang tidak nyata." Itu kata Drogba saat kau memutuskan meninggalkan Inter Milan. Dia menangis. Aku selalu ingat itu bersama kecintaan Interisti padamu.

Oh ya, mungkin kau bertanya kenapa aku memilih menemuimu pada 26 Januari 2028. Ada beberapa alasan. Pertama saya butuh waktu untuk sembuh. Sebab sejak 10 Mei 2012, aku lumpuh tuan Mou. Saat ini dan hari-hari ke depan, aku harus berjuang keras untuk sembuh agar janji menemuimu bisa aku wujudkan. Aku juga harus menabung. Sebab biaya ke Setubal tentu tidak sedikit. Tapi 15 tahun menabung aku pikir bisa untuk mencukupkan segala biaya untuk menemuimu. Aku juga butuh waktu untuk belajar Bahasa Inggris. Aku tidak ingin percakapan kita hari itu lewat penerjemah. Dan yang paling penting, tentu saja selama 15 tahun ke depan saya harus memastikan bahwa Arung Mario-ku akan menjaga kesenangannya dengan sepak bola. Oh ya tuan Mou, Arung Mario kini sudah pintar melakukan beberapa selebrasi gol.

Yang terakhir, jangan kecewakan saya tuan Mou, jaga kesehatanmu dan panjang umurlah bersama Matilde "Tami" Faria, Matilde dan Jose Mario Jr.


Barru, 13 Juni 2013
(Membuat mimpi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan kritikan Anda di blog dan tulisan saya