Selasa, 16 Juli 2013

Selamat Tinggal Abdullah

Saya punya ponakan baru. Namanya, Aliqa rezkia. Kata bapaknya, Aliqa berarti bersinar dan Rezkia bermakna rezki.


Sungguh nama yang sangat bermakna. Itu jelas doa. Orang tuanya berharap si anak akan bersinaran rezki atau berlimpahan rezki.

"Itu pemberian ibunya," kata bapaknya. Acara akikah Aliqa yang mempertegas namanya dilaksanakan besok, Kamis.

Bicara nama anak memang menarik. Ada pasangan yang kadang harus bertengkar dulu sebelum akhirnya ada kesepakatan soal nama anaknya. Saya sendiri punya tiga anak. Pertama Aura Nursabila. Yang tengah Syifa. Si bungsu Arqam Arung Mario. Dua anak pertama kami mendapat nama dari neneknya. Sementara Arqam Arung Mario gabungan antara keinginan saya dan istri. Eka, istri saya bertahan soal Arqam. Dan saya menjadikan Arung Mario mutlak.

Eka punya alasan sendiri memilih Arqam. Demikian halnya saat saya memilih Arung Mario. Arung bagi saya berarti pemimpin. Sedangkan Mario dalam bahasa Bugis berarti senang atau gembira. Alasan lain saya memilih Mario karena Jose Mourinho, sang pelatih bola yang menyebut dirinya The Spesial One. Saya suka karakternya. Nama ini jelas juga doa. (Baca: Kusiapkan Arung Mario Untuknya).

Saya sendiri bernama Amiruddin.
Itu diambil dari dua keluarga kami; Prof Amiruddin Aliah dan Andi Amiruddin. Itu juga jelas doa. Bapak saya, Saloge ingin saya menjadi pemimpin.

Kadang saat tak punya kesibukan, saya sering memikirkan nama anak-anak. Mulai dari artinya, hingga kesesuaiannya saat nama saya mengikut di belakang mereka. Sering saya berpikir, "Mungkin kurang pas?"

Di kesempatan lain, saat anak saya pulang sekolah dan menceritakan pengalamannya, kerap saya meminta ia mengulang nama-nama teman sekolahnya yang ia sebut. Misalnya ada temannya bernama Rafli, Salsa, Mita, Aldo, Alda dll. Takutnya saya salah dengar. Sebab seperti nama anak-anak saya, nama itu sering sekali muncul di TV. Di sinetron lah, atau di film dan acara entertainment lainnya.

Itulah fenomena. Saat ini hampir tak pernah lagi kita dengar nama anak anak seperti: Jabbar, Abdullah, Muchlis, Syamsiah, I Becce, Kamaruddin, Amiruddin dan nama lain yang mencirikan kita sebagai Bugis, Makassar atau Sulsel secara umum.

Yang ada, itu nama-nama tadi. Bahkan belakangan mulai bermunculan nama-nama yang "lebih keren" ; Ronaldo, Maradona, Pasha, Ariel, Cinta, dan sederet nama lain yang kadang sulit diucapkan.

Tentu tak ada alasan bagi kita untuk memprotes. Apalagi sampai marah. Sebab masing-masing orang tentu punya alasan sendiri. Bisa jadi ada yang beralasan jika nama anak mereka enak di telinga. Ataukah ada alasan lain. Terserah.
Yang jelas, kalimat "Apalah Arti Sebuah Nama" itu salah.

Barru, 26 Desember 2012
(Petang yang sejuk saat saya memikirkan nama saya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan kritikan Anda di blog dan tulisan saya