Sudah hampir magrib waktu itu. Kupu kupu tersebut terbang mengitari lampu kamar saya. Warnanya abu-abu dan berukuran kecil.
Seperti sudah melengket di memori, saya langsung berujar dalam hati,
"Kayaknya akan ada tamu." Kupu-kupu yang masuk ke rumah kami, Rabu, 27
itu bisa jadi pembawa pesan. Begitu yang disampaikan Mama saya pada
suatu malam saat tiba-tiba ada kupu-kupu masuk ke rumah kami.
Mungkin kebetulan saja, dua hari kemudian saya benar-benar
kedatangan tamu. Jumat sore datang ke rumah kami dua teman masa kecil.
Lalu malamnya, ada kunjungan mengejutkan dari Pemimpin Redaksi Harian
Fajar, Pak Faisal Syam.
Kepercayaan soal kupu kupu pembawa pesan ini hampir dikenal di semua
daerah. Bahkan pesan dari kedatangannya kadang disesuaikan bentuk atau
warna serangga bersayap sisik ini.
Meski banyak yang meyakininya, tapi beberapa orang mengatakan ini
takhayul. Bahkan sebagian lagi dengan tegas menyebut itu perbuatan
syirik.
Di Indonesia, selain kupu kupu pembawa pesan, banyak "kepercayaan" lain yang masih tertanam di masyarakat.
Mulai dari membawa jimat-jimat, memasang jimat atau tulisan
bertuliskan arab. Untuk lafalan arab ini biasanya dipasang di atas pintu
masuk yang dimaksudkan agar segala unsur yang jahat tidak bisa masuk.
Yang lain tentang kedutan di bawah mata yang konon menandakan ada sesuatu yang akan terjadi.
Selain itu, sebagian masyarakat juga mengartikan bahwa ketika tersedak saat makan, tandanya ada orang yang membicarakan dia.
Tangan kanan yang gatal konon juga tak sekadar gatal. Itu tanda yang bersangkutan akan mendapat uang dari seseorang.
Ada juga kepercayaan soal suara burung gagak. Bila terdengar suara
burung gagak, konon itu tanda akan ada yang mau meninggal. Saya ingat
waktu remaja dulu jika terdengar suara burung gagak dari menara masjid
atau di pohon-pohon di kampung, kadang ada saja teman yang berteriak,
"Alai matoae (ambil yang tua)."
Soal nama juga demikian. Ada kepercayaan warga bahwa salah memberi
nama bisa menyebabkan anak sering sakit. Makanya kadang ada anak yang di
masa kecilnya punya dua atau tiga nama.
Ada juga istilah anak dijual jika wajahnya sangat mirip dengan orang
tuanya. Pada kalangan tertentu si anak yang dijual pura-pura tersebut
bahkan dibikinkan upacara khusus.
Menabrak kucing saat berkendaraan juga dipercaya bukan kejadian yang
sepele. Ada banyak masyarakat yang percaya bahwa menabrak kucing itu
pertanda sial. Jika meninggalkan begitu saja kucing yang ditabrak dan
mati, pengendara akan sial.
Malah bisa-bisa mendapat kecelakaan.
Saya punya pengalaman soal ini. Saat masih SMP, suatu malam
ada orang yang mengetuk pintu rumah kami dan minta dipinjamkan
linggis. Katanya dia baru menabrak kucing di depan rumah kami dan ingin
menguburkannya. Saat dikubur, kucing tersebut dibungkus dengan baju
milik pengendara.
"Kami takut kalau tidak menguburnya. Sudah banyak yang kecelakaan
karena menabrak kucing." Begitu kira-kira penjelasannya saat itu.
Saya juga pernah mendengar nasihat agar berhenti berkendara saat
waktu magrib. Katanya saat magrib itu rawan kecelakaan. Tapi saya pikir
ini hanya nasihat agar kita segera salat magrib saat waktunya tiba sebab
waktu magrib itu sangat singkat. Pembenaran saya yang lainnya, saat
magrib atau petang biasanya banyak serangga beterbangan. Itu bisa
mengganggu pandangan pengendara khususnya motor. Namun ini hanya berlaku
di pedesaan. Di kota, sangat jarang ada serangga beterbangan di jalan
saat malam.
Sebenarnya, masih banyak yang ingin saya tulis, tapi tiba-tiba tangan kanan saya gatal. Pertanda apa ya?
Barru, Sabtu, 30 Maret 2013
(Saat panas sekali dunia)
Selasa, 16 Juli 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan kritikan Anda di blog dan tulisan saya