Selasa, 16 Juli 2013

Pesan Kupu-kupu

Sudah hampir magrib waktu itu. Kupu kupu tersebut terbang mengitari lampu kamar saya. Warnanya abu-abu dan berukuran kecil.


Seperti sudah melengket di memori, saya langsung berujar dalam hati, "Kayaknya akan ada tamu." Kupu-kupu yang masuk ke rumah kami, Rabu, 27 itu bisa jadi pembawa pesan. Begitu yang disampaikan Mama saya pada suatu malam saat tiba-tiba ada kupu-kupu masuk ke rumah kami.

Mungkin kebetulan saja, dua hari kemudian saya benar-benar kedatangan tamu. Jumat sore datang ke rumah kami dua teman masa kecil. Lalu malamnya, ada kunjungan mengejutkan dari Pemimpin Redaksi Harian Fajar, Pak Faisal Syam.

Kepercayaan soal kupu kupu pembawa pesan ini hampir dikenal di semua daerah. Bahkan pesan dari kedatangannya kadang disesuaikan bentuk atau warna serangga bersayap sisik ini.

Meski banyak yang meyakininya, tapi beberapa orang mengatakan ini takhayul. Bahkan sebagian lagi dengan tegas menyebut itu perbuatan syirik.

Di Indonesia, selain kupu kupu pembawa pesan, banyak "kepercayaan" lain yang masih tertanam di masyarakat.
Mulai dari membawa jimat-jimat, memasang jimat atau tulisan bertuliskan arab. Untuk lafalan arab ini biasanya dipasang di atas pintu masuk yang dimaksudkan agar segala unsur yang jahat tidak bisa masuk.

Yang lain tentang kedutan di bawah mata yang konon menandakan ada sesuatu yang akan terjadi.
Selain itu, sebagian masyarakat juga mengartikan bahwa ketika tersedak saat makan, tandanya ada orang yang membicarakan dia.

Tangan kanan yang gatal konon juga tak sekadar gatal. Itu tanda yang bersangkutan akan mendapat uang dari seseorang.

Ada juga kepercayaan soal suara burung gagak. Bila terdengar suara burung gagak, konon itu tanda akan ada yang mau meninggal. Saya ingat waktu remaja dulu jika terdengar suara burung gagak dari menara masjid atau di pohon-pohon di kampung, kadang ada saja teman yang berteriak, "Alai matoae (ambil yang tua)."

Soal nama juga demikian. Ada kepercayaan warga bahwa salah memberi nama bisa menyebabkan anak sering sakit. Makanya kadang ada anak yang di masa kecilnya punya dua atau tiga nama.
Ada juga istilah anak dijual jika wajahnya sangat mirip dengan orang tuanya. Pada kalangan tertentu si anak yang dijual pura-pura tersebut bahkan dibikinkan upacara khusus.

Menabrak kucing saat berkendaraan juga dipercaya bukan kejadian yang sepele. Ada banyak masyarakat yang percaya bahwa menabrak kucing itu pertanda sial. Jika meninggalkan begitu saja kucing yang ditabrak dan mati, pengendara akan sial.
Malah bisa-bisa mendapat kecelakaan.
Saya punya pengalaman soal ini. Saat masih SMP, suatu malam
ada orang yang mengetuk pintu rumah kami dan minta dipinjamkan linggis. Katanya dia baru menabrak kucing di depan rumah kami dan ingin menguburkannya. Saat dikubur, kucing tersebut dibungkus dengan baju milik pengendara.
"Kami takut kalau tidak menguburnya. Sudah banyak yang kecelakaan karena menabrak kucing." Begitu kira-kira penjelasannya saat itu.

Saya juga pernah mendengar nasihat agar berhenti berkendara saat waktu magrib. Katanya saat magrib itu rawan kecelakaan. Tapi saya pikir ini hanya nasihat agar kita segera salat magrib saat waktunya tiba sebab waktu magrib itu sangat singkat. Pembenaran saya yang lainnya, saat magrib atau petang biasanya banyak serangga beterbangan. Itu bisa mengganggu pandangan pengendara khususnya motor. Namun ini hanya berlaku di pedesaan. Di kota, sangat jarang ada serangga beterbangan di jalan saat malam.

Sebenarnya, masih banyak yang ingin saya tulis, tapi tiba-tiba tangan kanan saya gatal. Pertanda apa ya?

Barru, Sabtu, 30 Maret 2013
(Saat panas sekali dunia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan kritikan Anda di blog dan tulisan saya