Selasa, 16 Juli 2013

Pelajaran dari Kawan

Jumat petang, sebuah kunjungan menyenangkan dari tiga kawan; Alli, Anca dan Anca.
Saya yakin kedatangan mereka menyenangkan sebab saya merasa terhibur. Banyak tawa di antara kami dalam perbincangan di antara hujan yang mengguyur petang itu.

Alli, Anca dan Anca tiga kawan kuliah saya di Unhas. Kami sama-sama di Fakultas Sastra Unhas yang kini sudah berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Sebuah kebetulan, kami seangkatan. Angkatan 98.

Ini kunjungan spesial. Ketiganya jauh-jauh datang menjenguk saya yang sedang sakit. Anca dan Anca khusus datang dari Selayar. Sedangkan Alli dari Makassar. Hujan mengantar mereka ke rumah saya di Barru.

Namanya juga sedang menjenguk, perbincangan kami diawali topik penyakit yang kini mendera saya. Tentang bagaimana awalnya. Seperti apa penanganan di rumah sakit. Hingga soal pengobatan yang saya lakukan pasca kembali ke rumah. Saya seperti menjadi pembicara utama dalam sebuah seminar. Bercerita panjang lebar dan beberapa kali disela dengan pertanyaan.

Seperti kebiasaan lama ketika kawan lama bertemu, kisah masa lalu juga menjadi menu utama perbincangan. Dari masa-masa di kampus, hingga pekerjaan masing-masing. Saya begitu bangga bercerita soal pekerjaan saya sebagai seorang wartawan. "Inimi pilihan hidup saya." Saya mencoba meyakinkan ketiga kawan ini bahwa saya senang bekerja sebagai jurnalis.

Ada satu hal yang membuat saya sangat senang dengan kunjungan kawan-kawan ini. Mereka mampu membuat saya sangat bersemangat. Kata-kata mereka menjadi spirit untuk saya sembuh dan tidak patah semangat.
Seperti saat menyampaikan bahwa saya sudah tujuh bulan sakit. Kawan Alli langsung menyela, "Tidak kawan, pikirkan bahwa kau baru mulai sakit hari ini. Sebab tujuh bulan itu sudah masa lalu."

Saat hujan reda setelah isya, ketiga kawan ini balik ke Makassar. Ketika akan tidur hingga bangun, saya terus memikirkan kata-kata Alli.
Benar kata Alli. Jika saya berpikir sudah tujuh bulan sakit, itu akan sangat terasa berat. Tapi jika saya berpikir baru saja sakit, semuanya bisa menjadi lebih mudah. Setidaknya saya tidak perlu memikirkan masa lalu yang menyiksa dan bisa membuat putus asa. Terima kasih untuk kunjungan dan pelajaran berharga ini kawan-kawan.

Barru, Sabtu, 8 Desember 2012. Saat menunggu hujan siang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan kritikan Anda di blog dan tulisan saya