Rabu, 17 Juli 2013

Jatah VIP untuk Jeffri Al Buchori


Ia minta air mata pada Umi Tatu Mulyana, ibunya. Dan Umi pun mengabulkannya, Jumat, 26 April 2013 saat Ustaz Jeffri Al Buchori meninggal dunia karena kecelakaan motor.


Hari-hari kehilangan Uje sangat begitu terasa. Dan kini, hari ke-40 meninggalnya ustaz gaul tersebut.

Uje orang yang spesial. Ia punya banyak dosa di masa lalu. Di biografinya, ia mengakui punya masa lalu yang kelam. Jeffry remaja sempat jadi pecandu. Di usia 16 tahun, ia sudah berkawan dengan dunia malam. Berpetualang dari satu diskotek ke diskotek lain.

Tapi, Tuhan mencintainya. Doa orangtuanya mengalahkan sifat buruk. Si pecandu pun tobat dan jalan hidup dari Tuhan menuntunnya menjadi seorang ustaz.

Uje telah mendapat jatah VIP (very important person) dari Allah swt.
Itu bukti, Tuhan maha pengampun.
Aditya Gumai, sahabatnya di dunia berkesenian di salah satu stasiun TV mengatakan, Uje memang orang pilihan yang dituntun Allah swt. Ia mencontohkannya saat berdakwah dan ada pertanyaan dari jamaah. "Menurut Uje, selalu saja ada jawabannya. Ia merasa seperti dituntun Allah. Saya rasa dia memang orang yang dipilih Allah swt," kata Aditya Gumai.

Tak hanya dari Tuhan, jatah VIP juga diberikan manusia pada Uje. Pria kelahiran 12 April 1973 itu sangat dicintai umat. Dosa masa lalunya seperti tak terlihat. Ia hanya menjadi sosok sempurna, sebagai manusia, suami, ayah, sahabat dan tentu saja seorang ustaz.

Bahkan, sebagian masyarakat menjadikannya sosok inspirasi. Uje dianggap potret manusia biasa yang punya dosa masa lalu dan punya hak untuk bertobat lalu menjadi baik.

Lina, salah seorang warga yang menempatkan Uje sebagai manusia spesial. Lina menjadi relawan, meninggalkan keluarga, anak dan suaminya dan datang ke rumah Uje untuk membantu. Ia bertahan hingga 40 hari kematian Uje. Lina sangat mengagumi Uje meski mereka tak pernah bertemu langsung.

Kepada suami dan anaknya, Lina hanya meminta didoakan agar mendapat pahala. "Kadang anak sakit tapi mereka tahu saya sedang mengabdi. Saya akan pulang setelah semua beres di rumah Uje," katanya.

Begitu baiknya sosok Uje juga dikisahkan Agnes dan Dea, SPG rokok yang bertemu Uje di malam kematiannya. Uje sempat membeli rokok pada Agnes dan Dea lalu memujinya sebagai orang baik yang bekerja sampai malam. "Dia salah satu sosok yang paling rendah hati yang baru saya temui," kata Agnes.

Namun, sekali lagi, jatah VIP seperti itu hanya untuk Uje dan segelintir orang saja. Sebab potret sesungguhnya, masyarakat kadang lebih banyak membenci atau paling tidak merendahkan para pendosa masa lalu.

Kalau Uje mungkin akan disambut kalimat, "Dia orang hebat padahal dulu pecandu." Maka mantan pecandu-pecandu lain lebih banyak mendapat kalimat, "Awas, dulu dia itu pecandu." Meski si pecandu itu juga telah berubah menjadi lebih baik.

Namun begitulah hidup. Tak semua orang sespesial Uje. Ia memang orang pilihan. Maka ketika ia kemudian berpulang, kisahnya sangat indah. Para sahabat menyanjungnya. Satu pesan hidup pemeran film "Sayap Patah" itu menurut sahabatnya, Aditya Gumai bahwa orang yang punya masa kelam bukan berarti tidak bisa menjadi panutan.


Barru, Selasa, 4 Juni 2013
(Saat teringat kawan Uje)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan dan kritikan Anda di blog dan tulisan saya